Sahabat Belajar Indonesia - Kebutuhan manusia akan energi listrik sudah tak terelakkan
lagi. Manusia tak akan bisa melakukan berbagai aktivitas tanpa bantuan
listrik. Sumber energi listrik yang paling besar saat ini berasal dari
bahan bakar fosil yang merupakan energi yang tak dapat diperbarui.
Alternatif lain pun telah dimunculkan seperti solar cell yang
digunakan pada Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Masalah
perbandingan biaya dan hasil yang diperoleh tidak sepadan, membuat solar
cell belum bisa maksimal.
Peka terhadap masalah itu, lima mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh
Nopember (ITS) Surabaya merancang Solar Cell Double Power (SCDP). Mereka
adalah Muhammad Afif Ismail, Andy Agusta Putra, Muhammad Husein
Alfaritsi, Dwi Januriyanto, dan Defi Rahma Santi.
Husein (20) mengungkapkan jika SCDP yang mereka buat memanfaatkan
metode refleksi cermin cekung. Dengan metode tersebut, intensitas cahaya
yang mengenai sel surya bisa meningkat dibandingkan dengan menggunakan
cermin datar. “Efek dari penggunaan cermin cekung itu, energi listrik
yang dihasilkan pun juga lebih besar,” kata Husein kepada Sahabat Belajar Indonesia, Senin (21/9).
Alat SCDP yang dibuat terdiri dari solar cell sebagai pengubah energi
matahari menjadi energi listrik, holder solar cell sebagai tempat solar
cell, dudukan cermin sebagai penahan dari cermin cekung, dan juga
cermin cekung yang berfungsi sebagai pengumpul cahaya matahari.
Cermin cekung dibuat dari potongan-potongan cermin datar yang
direkatkan pada sebuah wadah cekung yang terbuat dari serat kaca. Serat
kaca yang digunakan dibentuk dari cetakan yang berasal dari adonan
semen.
“Untuk dudukan kaca terbuat dari besi, sedangkan holder solar kami
buat dari aluminium agar lebih ringan,” ungkap mahasiswa jurusan Fisika
ini.
Pengoperasian alat ini dapat dilakukan dengan mudah, yaitu cukup
dengan menempatkan SCDP dalam tempat yang terkena sinar matahari.
Pemaksimalan daya dilakukan dengan mengatur sudut SCDP terhadap
matahari. Hasil eksperimen yang dilakukan tim ini cukup memuaskan.
Apabila menggunakan alat temuan anak muda ini, daya keluaran dari
solar cell mengalami peningkatan sampai dengan 150,12 persen.
Peningkatan paling rendah terjadi pada siang hari sekitar pukul 11.57
WIB dengan 63.63 persen, sedangkan peningkatan tertinggi terjadi pada
pukul 14.12 WIB dengan persentase 150.12 persen.
Inovasi tawaran lima mahasiswa ini bisa menjadikan solar cell sebagai
energi alternatif yang benar-benar efektif. Rencananya inovasi mutakhir
ini akan diadu dengan ide-ide mahasiswa seluruh Indonesia dalam Pekan
Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) di Universitas Haluoleo, Kendari,
Sulawesi Tenggara.
0 comments:
Post a Comment
Tuliskan komentar Sahabat belajar yang tidak mengandung unsur penipuan, spam, pornografi juga promosi. Bila ada link yang perlu di cantumkan untuk keperluan pribadi tulis dalam "Join link with us" Terimakasih. "Good Luck"